Sabtu, 10 Agustus 2019

Sistem Pelumasan Engine

Salah satu sistem yang harus ada pada mesin adalah sistem pelumas atau lubricant system. Sistem Pelumasan adalah suatu sistem pemeliharaan/perawatan terhadap perangkat mesin yang selalu menampilkan masalah-masalah gerak, gesekan dan panas yang ketiga proses tersebut paling erat berhubungan dan memegang peranan penting.

Sistem pelumas ini sangat penting, mengingat fungsi sistem pelumasan bagi mesin yang sangat riskan. Sistem pelumasan pada kendaraan memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

Sistem Pelumas
  1. Lubrication, yaitu pelumas berfungsi sebagai pelumasan yaitu melumasi bagian-bagian yang saling bersinggungan. Hal ini dilakukan untuk mencegah keausan berlebih ketika bagian-bagian tersebut saling bergesekkan (bersinggungan).
  2. Sealing, yaitu pelumas sebagai perapat. Minyak pelumas yang melumasi bagian-bagian mesin yang presisi yang menjadi perapat yang mencegah terjadinya kebocoran gas atau blow by gas.
  3. Cooling, yaitu pelumas sebagai pendingin. Minyak pelumas akan mengalir ke seluruh sistem atau bagian di dalam mesin yang bergerak. Komponen yang bergerak dan saling bergesekkan tersebut akan menimbulkan panas. Minyak pelumas yang mengalir ke komponen tersebut akan menyerap panas yang ditimbulkan sehingga minyak pelumas berfungsi sebagai pendingin komponen-komponen mesin.
  4. Cleaning, yaitu pelumas sebagai pembersih. Komponen di dalam mesin kebanyakan terbuat dari bahan logam sehingga bila komponen-komponen tersebut saling bergesekkan maka akan menimbulkan keausan (karena keausan tidak dapat dicegah namun dapat dikurangi). Keausan akan menyebabkan adanya bram-bram besi ini harus dibersihkan dari komponen yang saling bergesekkan tersebut agar tidak menyebabkan keausan yang berlebih. Pembersihan bram-bram besi ini dilakukan oleh pelumas, karena pelumas bersirkulasi pada bagian-bagian mesin yang saling bergesekkan.
  5. Anti-rust dan corrosion, yaitu pelumas sebagai pencegah karat. Komponen mesin sebagian besar terbuat dari logam yang bisa berkarat. Jika karat ini terjadi pada komponen-komponen di dalam mesin akibatnya akan mudah membuat mesin rusak, pelumas harus mampu mencegah timbulnya karat pada komponen-komponen di dalam mesin.
  6. Baffer action, yaitu pelumas sebagai peredam getaran mekanis dari komponen.
Untuk menjalankan fungsi-fungsi tersebut maka sistem pelumas tidak hanya terdiri dari minyak pelumas saja namun juga terdiri dari beberapa komponen yang lain.
Komponen sistem pelumasan terdiri dari:

  1. Oil Pan, atau biasa juga disebut carter adalah komponen berbentuk bak yang diletakan dibagian bawah mesin tepat pada ruang engkol. Fungsi oil pan adalah untuk menyimpan oli mesin.
  2. Oil Strainer, atau saringan oli kasar berfungsi untuk menyaring minyak pelumas dari partikel-partikel kasar yang dibawanya agar nantinya tidak masuk ke dalam pompa oli. Jika kotoran yang berukuran besar masuk ke dalam pompa oli, maka dapat merusak komponen pompa oli ini.
  3. Oil Pump, merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan untuk memompa oli mesin untuk dinaikan ke seluruh komponen mesin. Pompa ini, bekerja secara rotary yang inputnya berasal dari poros engkol mesin. Sehingga ketika mesin bekerja, oli secara otomatis terpompa. Pompa oli memiliki dua saluran, yakni saluran inlet yang langsung mengarah ke bak oli dan saluran outlet yang langsung tersambung dengan oil feed.
  4. Dip Stick (level gauge), atau petunjuk level oli berfungsi untuk menunjukkan jumlah minyak pelumas yang ada di dalam mesin. Pada deep stick oil ini terdapat tanda yang menunjukkan bila jumlah minyak pelumas kuran atau terlalu banyak yaitu dengan tanda low level dan full level.
  5. Oil Pressure Switch, berfungsi sebagai penanda volume oli pada mesin. Dimana pengemudi hanya cukup melihat lampu oli pada dashboard yang ada didalam kabin. Pada kondisi normal, lampu oli akan hidup pada saat mesin mati (Off), dan mati pada saat mesin berputar (On). Jika yang terjadi sebaliknya, maka terjadi malfungsi pada volume oli.
  6. Oil Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terbawa oleh minyak pelumas yang berukuran halus. Filter oli ini harus diganti dalam jarak kilometer tertentu guna mengoptimalkan kinerja dari pelumasan.
Oli mesin harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:

  • Harus mempunyai kekentalan yang tepat
  • Kekentalan harus stabil terhadap pengaruh suhu
  • Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal
  • Tidak merusak (anti karat) terhadap komponen
  • Tidak menimbulkan busa
Sistem pelumasan pada mesin mobil sangat penting untuk menjaga kualitas dan kinerja mesin tersebut. Untuk itu, oli yang digunakan harus cocok dengan kondisi mesin serta suhu lingkungan di mana mobil digunakan.
Setidaknya ada dua kode international yang wajib diketahui pemilik mobil tentang oli mesin, yakni angka kekentalan yang ditandai SAE (Society of Automotive Engineers) dan kegunaan berdasarkan API (American Petrolium Institute).

SAE adalah badan internasional yang menjelaskan tingkat kekentalan oli dan juga menunjukkan kemampuan oli dalam menjaga stabilitas kekentalan terhadap pengaruh suhu mesin serta lingkungan.
Untuk oli mesin kendaraan pada umumnya, angka indeks kekentalan itu biasanya diikuti huruf W (winter/musim dingin) yang berarti penggunaan sampai – 20 °C. Misalnya, SAE 5 W, SAE 10 W, atau SAE 20 W.
API merupakan kode sertifikasi terhadap kualitas oli yang berguna sebagai standarisasi oli di dunia. Mesin bensin dan diesel punya kode API yang berbeda. Pada mesin bensin kodenya dimulai dengan huruf “S”, sedangkan diesel “C”.
Biasanya, kode oli yang tertera pada mesin bensin adalah SA, SB, SC, SD, SE, dan SF. Sedangkan pada mesin diesel, kode yang mengikuti huruf C adalah CA, CB, CC, dan CD. Kode-kode tersebut berpengaruh pada penggunaan oli mesin. Semakin tinggi huruf abjad kedua, berarti oli digunakan untuk mesin yang bekerja lebih berat.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memilih oli yang tepat untuk kendaraan, yaitu:

  1. Pahami Karakter MesinCara paling simpel untuk memilih oli yang tepat untuk mobil ialah dengan melihat manual book yang disertakan saat pembelian. Umumnya di dalam buku tersebut dijelaskan mengenai spesifikasi mesin dan jenis oli yang tepat.
  2. Kekentalan OliWalau memiliki fungsi yang sama, namun oli tidak dapat melindungi mesin secara maksimal jika kandungannya tidak sesuai dengan karakter mobil Anda. Biasanya perbedaan tersebut dapat dilihat dari kekentalan cairan oli. Tingkat kekentalan alias viscosity-grade ini ditunjukkan dengan nomor Society of Automotive Engineer (SAE).
  3. Bahan Pembuatan Oli
    Bahan Pembuat Oli

    Oli mobil dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan bahan yang digunakan. Jenis yang pertama ialah oli sintetis yang dibuat dari berbaga bahan kimia dengan sifat aditif. Sementara itu yang kedua ialah oli mineral yang terbentuk dari ekstraksi minyak bumi, dengan kata lain lebih alami.
Oli tersebut lebih maksimal ketika digunakan untuk mobil-mobil masa kini. Adapun kelebihannya jika dibandingkan dengan jenis mineral sebagai berikut:

  • Kadar penguapannya lebih rendah karena cenderung lebih stabil pada suhu tinggi
  • Tahan terhadap gesekan dan melumasi mesin dengan lebih baik
  • Lebih ekonomis karena tahan terhadap oksidasi
  • Dapat menjaga kebersihan mesin karena mengandung detergen
Saat kondisi normal, oli terkumpul pada bak oli atau karter yang terletak pada bagian paling bawah mesin. Sementara itu, pompa oli memiliki input yang digerakan dari engkol mesin. Umumnya pompa ini menggunakan rotary pump.

  • Ketika mesin start, poros engkol akan memutar pompa oli akibatnya terjadi sedotan pada bagian inlet hose oil pump.
  • Oli masuk kedalam pompa melalui inlet valve dan pada sisi lainnya oli ditekan oleh pompa.
  • Oli bertekanan tersebut mengalir melalui jalur oli masuk kedalam filter oli.
  • Didalam filter, oli disaring dari berbagai kotoran dan kerak.
  • Setelah disaring, oli kemudian disalurkan melalui oil feed menuju bagian atas mesin dan ke oil jet.
  • Sampai diatas mesin, oli secara otomatis akan melumasi poros cam dan rocker arm selanjutnya oli kembali ke carter melalui saluran oli disamping blok silinder.
  • Sementara itu, oli akan keluar dalam bentuk semprotan dari oil jet dibagian bawah silinder untuk melumasi bagian piston dan connecting rod.
  • Dibagian poros engkol terdapat komponen weight balance, yang berbentuk seperti sekop. Sehingga ketika poros engkol berputar oli dari karter akan diobrak-abrik oleh weight balance agar tersebar ke seluruh bagian mesin. 
PCV valve atau singkatan dari Positive Crankcase Ventilation merupakan saluran ventilasi udara dari ruang engkol mesin untuk mengeluarkan udara terkontaminasi dan menstabilkan tekanan didalam mesin.
Dikarenakan pergerakan oli yang cukup cepat serta ditambah pengaruh dari tekanan kompresi yang sedikit keluar melalui celah ring akan menyebabkan tekanan udara diruang engkol mengalami peningkatan. Hal ini bisa menyebabkan kinerja mesin terganggu.

PCV valve bekerja dengan menyalurkan udara didalam ruang engkol ini ke udara intake mesin. Sehingga udara dari ruang engkol bisa ikut terbakar.
Mekanismenya, saat mesin hidup udara terserap oleh saluran PCV yang tersambung dengan saluran udara intake. Di sisi lain juga terdapat saluran dari ruang kepala silinder menuju saluran intake. Sehingga terjadilah sirkulasi dari saluran intake, masuk ke ruang kepala silinder kemudian disalurkan ke ruang engkol. Diruang engkol udara tersebut keluar melalui katup PCV melewati oil separator dan keluar dari saluran PCV kembali ke saluran intake.
Jika kita melepas salah satu selang PCV maka suara mesin akan terkesan ngobos karena tekanan udara didalam mesin tidak stabil.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sistem Pelumasan Engine

Salah satu sistem yang harus ada pada mesin adalah sistem pelumas atau lubricant system. Sistem Pelumasan adalah suatu sistem pemeliharaan/...